Minggu, 25 November 2018

Siapa temanmu?

Foto: pexels.com


Tak perlu risau ketika kau merasa sendiri, karena ketika kau dilahirkan dan dikuburkan kau pun sendiri.
Teman itu bagaikan perhiasan, walau kau punya seribu hanya ada beberapa saja yang benar-benar cantik untukmu.
Berkawan dengan yang benar maka akan baik, berkawan dengan yang rusak, walaupun kau indah akan terlihat buruk.

Dunia ini seperti sebuah corong besar, memisahkan antara minyak dan air.
Yang manakah diriku dan dirimu?.
Semua dapat terlihat dari sesiapa saja orang disekililingmu.

Sakit memang ketika teman yang kita sayang menusuk dari belakang.
Tapi itu merupakan kesyukuran.
Sebuah proses yang akan memilihkan mana perhiasan terbaik.
Yang dapat selalu kau kenakan dan banggakan.

Teman itu tak tertawa ketika kau menangis, tapi menemani derai air mata ini.
Dan mengembalikan senyummu dalam kesedihan.
Bukan pula yang ikut ambil bagian dikala kita senang.
Tapi yang ikut berbahagia pada suatu keberhasilan.

Apakah aku dan kau sudah menjadi teman seperti itu?
Jawabnya ada pada sesiapa saja yang ada di sekelilingmu.
Bukan siapa yang berada didekatmu, tapi siapa yang tetap tinggal.

Tetap tinggal ketika luka ini masih menganga dan terasa perih.
Yang tetap tinggal ketika air netramu masih  pasang.
Tetap tinggal ketika kau tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan.
Yang tetap tinggal ketika kau bukan siapa-siapa dan tak ada yang memandang.

Adakah semua itu dalam dirimu disana teman?
Adakah juga itu pada diriku sekarang?
Jawabnya ada pada sesiapa yang ada di sekelilingmu.

Merti Vera A


Depok, November 2018

Pengalaman Membaca Buku Wonderfull Mom

Foto: koleksi pribadi Hai, Kawan Vera! Beberapa hari lalu, datanglah sebuah buku antologi yang bertajuk Wonderfull Mom. Warna ...