Minggu, 28 Oktober 2018

Anak jadi pelaku Bullying? Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Foto: pixabay.com



Hai, Kawan Vera!

Ketika anak menjadi korban bully di sekolah memang merupakan pengalaman buruk bagi anak dan orangtuanya, apalagi sampai menyebabkan trauma psikis. Tetapi, ketika anak menjadi pelaku bully juga merupakan mimpi buruk bagi orangtua juga. Sudah banyak sekali bagaimana menghadapi anak yang menjadi korban bully. Pelaku bully juga harus mendapatkan perhatian yang baik juga seperti halnya korban. Perhatian ini diharapkan bisa membuat pelaku bisa berhenti melakukan bully dan menyadari bahwa perbuatannya adalah hal yang tidak baik dan merugikan orang lain.

Semua orangtua ingin anaknya jadi baik. Tapi ketika anak menjadi pelaku bully, tidak semua orangtua mau mengakuinya, karena banyak orangtua hanya ingin mengakui jika anak itu baik. Semua orang tahu bahwa intimidasi bukanlah perbuatan baik. Orangtua yang masih membenarkan tindakan intimidasi anak mereka mungkin juga tidak mau dianggap bahwa mereka tidak bisa mendidik anak dengan baik.

Menghentikan bullying yang dilakukan oleh anak adalah tugas penting bagi orangtua. Orangtua harus mengerti dan memahami bahwa bullying adalah perbuatan yang salah Jika orangtua sudah mengerti sepenuhnya tentang bagaimana salahnya melakukan intimidasi, maka lakukanlah langkah-langkah ini jika anak tersebut adalah pelaku bullying:

1. Ajak Anak Bicara dengan Hati-Hati

Berbicaralah dengan anak tentang hal yang terkait bullying. Tapi, bukan dengan menyalahkan anak, cari tahu penyebab mengapa anak jadi pelaku bullying. Misalnya, apa alasan yang membuatnya mem-bully temannya? Apakah karena ketidakpercayaan diri, superioritas, mode, kecemburuan, atau motif balas dendam. Cari tahu juga bagaimana caranya bergaul dengan anak lain selama ini. Bisa jadi anak tidak tahu apa yang dilakukan termasuk bullying sehingga dirinya sendiri memiliki masalah terhadap membedakan mana yang salah dan benar.

Ada juga anak yang mem-bully teman-temannya karena hanya kesal. Seperti, karena dia menganggap temannya itu menjengkelkan, genit, caper, atau pembenaran lainnya. Yang terburuk, beberapa anak tidak ragu melakukanintimidasi pada anak berkebutuhan khusus.
Jika anak membenarkan tindakan pembullyan, maka orangtuaharus menekankan konsep kesetaraan manusia, kedamaiann dan pentingnya saling mendukung antara sesama manusia.

2. Mengibarat Si Anak Jika Menjadi Korban

Ketika anak merasa lebih kuat, dia jadi pemenangnya. Berila pengertian, bagaimana jika suatu hari dia tidak sekuat sekarang, apakah dia mau jika di bully oleh temannya yang lebih kuat?
Cara ini merupakan salah satu langkah untuk membuat anak menyadari kesalahannya sebagai pengganggu. Orangtua perlu juga mengajarkan bahwa orang yang kuat harus melindungi yang lebih lemah, dan tidak boleh menindasnya.

3. Bermain Peran

Bermain peran adalah salah satu stimulasi yang tepat agar anak bisa menghadapi berbagai situasiyang akan dihadapinya. Misalnya, orangtua bertindak menjadi anak dengan kebutuhan khusus, anak yang menyebalkan, anak yang mudah menangis, atau peran yan lain.

4. Jangan Mentolerir Bullying

Katakanlah pada anak bahwa dalam keluarga, bullying bukanlah sikap yang dibenarkan. Tekankan nilai baik yang dipahami di dalam keluarga. Tindakan membalas kekerasan dengan kekerasan juga tidak benar. Sikap yang benar adalah memberitahu bahwa perbuatannya salah dan dia tidak seharusnya menyakiti temannya. Apabila orangtua menoleransi tindakan pelaku bullying anak dengan alasan apapun, maka anak akan merasa berhak bertindak sewenang-wenang pada temannya. padahal di masa anak-anak ini, merupakan masa yang penting untuk menanamkan soal kebaikan dan kasih sayang.

Peran orangtua memang sangat penting terhadap pembentukan karakter anak. Bahkan ada sebuah peribahasa mengatakan " Buah tak jatuh jauh dari pohonnya". Oleh karena itu marilak kita sama-sama menjadi orangtua yang amanah untuk anak-anak. Membesarkannya menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi sesama. Ada beberapa anak yag memiliki masalah empati pada orang lain, maka jika diperlukan lakukan konseling dan psikolog profesional.



#Postingan ini diikut sertakan pada ODOP Estrilook Comunity. Day 16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Membaca Buku Wonderfull Mom

Foto: koleksi pribadi Hai, Kawan Vera! Beberapa hari lalu, datanglah sebuah buku antologi yang bertajuk Wonderfull Mom. Warna ...