Minggu, 21 Oktober 2018

Pengalaman Mengajak Anak ke Barbershop.

Foto: pixabay.com



Hai, Blogger!

Akhir pekan ini adalah waktunya Abyaz dan Abinya mencukur rambut. Sudah merupakan kebiasaan yang diturunkan dari kakeknya. Dahulu suka mengajak Abi ketika masih kecil untuk mencukur rambut bersama di tukang cukur yang sekarang ini lebih dikenal dengan barbershop.

Menurut pendapat Abi anak lelakinya ini harus diperkenalkan pada apa saja yang menjadi kebiasaan lelaki untuk menjaga kerapihan dan kebersihan dalam versi maskulin tentunya. Jadi barbershop adalah salah satu tempat yang harus dikenalkan pada anak laki-laki, selain mainan mobil-mobilan, atau robot. Ini juga merupakan bentuk pola asuh kami yang membedakan antara anak laki-laki dan perempuan.

Tapi mengajak Abyaz ke barbershop perlu ekstra sabar dan usaha. Karena dia tidak  suka di pegang oleh  orang asing dan merasa tidak nyaman dengan sisa potongan rambut yang menempel di leher dan badan usai mencukur rambutnya.

Sudah sejak Abyaz berumur satu tahun Abi mengajak dia untuk mencukur rambut. Mulai dari memintanya hanya untuk menemani dan melihat ketika Abi atau anak-anak lain mencukur rambutnya. Tetapi tidak membuat dia langsung mau mencukur rambutnya. Sampai saat ini saya harus ikut menemani supaya Abyaz bisa merasa nyaman.

Kami sempat mengajaknya kesebuah tempat potong rambut khusus anak-anak. Dilengkapi mainan dan para chapster yang ramah tetapi  dia tetap tidak mau. Tapi yang saya salut dari Abi adalah dia tidak pernah menyerah dan cukup sabar ketika Abyaz mulai menangis histeris.

Yang harus dilakukan agar anak kita mau untuk mencukur rambutnya adalah kita harus membuat anak nyaman terlebih dahulu, menjelaskan tentang proses yang akan dilalui selama mencukur rambut, membawa mainan atau bekal makanan kesukaan anak, mencari tempat potong rambut yang ramah anak,  membawa baju cadangan dan bersabar.

Dengan langkah itu Abyaz yang tidak pernah mau mememotong rambutnya, akhirnya mau duduk dengan tenang, santai dan memilih model rambut yang diinginkannya sekarang, walaupun pilhannya selalu jatuh pada model potongan rambut seperti Abinya. Memang perlu kesabaran dan jangan bosan untuk melakukan hal ini.

Setelah hampir dua tahun saya pindah ke daerah ini. Akhirnya juga, saya menemukan barbeshop yang ramah anak. Nama tempatnya Rumah Barber, baru hari ini abyaz tidak mengeluhkan gatal sehabis mencukur rambutnya. Tempat yang nyaman, chapster yang ramah pada anak, juga peralatan yang lengkap membuat tempat ini jadi pilihan yang baik untuk anak-anak. Untuk yang bertempat tinggal di seputaran Depok pengasinan bisa mencoba untuk datang kesini lokasiya tepat di depan AL Waffi Boarding school.


#Postingan ini diikut sertakan pada ODOP Estrilook Comunity. Day 9.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Membaca Buku Wonderfull Mom

Foto: koleksi pribadi Hai, Kawan Vera! Beberapa hari lalu, datanglah sebuah buku antologi yang bertajuk Wonderfull Mom. Warna ...