Jumat, 26 Oktober 2018

Apa Itu Trauma Psikologis?


Foto: pixabay.com



Hai, Kawan Vera!

Hari ini ada satu kalimat yang sangat mengganggu saya. Yaitu Trauma psikologis. Apa sih trauma psikologis itu? Trauma psikologis merupakan jenis kerusakan yang bersifat traumatik atau tidak bisa dilupakan. Trauma ini dapat mengarah pada gangguan jiwa, gangguan stres pasca trauma dan juga bisa merubah persepsi dan respon individu dalam menghadapi stres di masa depan. Orang dengan trauma psikologi menjadi lebih sensitif disaat dirinya mengalami kejadian atau pemicu trauma yang dulu pernah terjadi atau dialami.

Orang yang mengalami trauma, biasanya menunjukkan beberapa sifat yang pendiam, agresif, perubahan mood, marah, atau ketakutan. Trauma psikologis ini bisa diakibatkan banyak hal misalnya kehilangan orang yang disayangi, kemalangan, bencana alam, bullying dan lain sebagainya. Pengalaman yang tidak menyenangkan biasanya akan meninggalkan trauma pada orang yang mengalaminya.

Kali ini saya akan mengambil contoh salah satu trauma saja , yaitu trauma bullying. Budaya bullying di area sekolah masih sering terjadi. Hal ini ternyata berdampak buruk bagi korban bullying. Kondisi traumatik dirasakan oleh korban biasanya berupa rasa ketakutan, tidak percaya diri, dan cenderung lebih pendiam. Setiap korban bullying biasanya memiliki perbedaan dalam menyikapi situasi di sekitarnya.

Bullying ini akan  menimbulkan banyak dampak buruk bagi korban antara lain:
1. Depresi
2. Gangguan kecemasan
3. Dampak pada fisik
4. Menyendiri, mengucilkan diri
5. Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah
6. Konsep diri yang buruk
7. Nilai menurun
8. Sering kecewa
9. Terbatas hidupnya
10. Tidak memiliki harga diri
11. Menyepelekan orang lain
12. Ketakutan
13. Ingin bunuh diri

Begitu mengerikan bukan dampak psikologis bagi korban bullying. Saya akan mengutip pendapat  dari Ibu Elly Risman, pakar psiokolgi parenting dari sebuah artikel yang saya baca, bahwa perlu mengajarkan anak untuk mengenali bully, terutama karena ada beberapa anak yang menganggap wajar untuk membully seseorang. Lebih parah lagi kalau sampai anak korban bully merasa dirinya memang pantas dianiaya oleh orang lain.

Ibu Elly juga menegaskan , perlindugan yang baik agar anak bisa mengatasi perilaku bully adalah dengan mengajarkan bahwa setiap orang itu berharga dan tidak pantas diperlakukan tidak baik. Biasakan berbicara dengan anak secara sopan, begitu pula anak perlu diajari untuk berbicara sopan dan halus.

Lebih lanjut Ibu Elly mengatakan, perlu untuk menghormati anak beserta hak-haknya, dan ajari anak untuk menghormati orang lain. Dengan cara inilah harga dirinya akan terisi dan dia mampu mengatasi perilaku bully disekitarnya.

Mengenali perilaku bully bukan hanya penting untuk menghindari anak dari menjadi pelaku atau korban, tapi agar si anak bisa bertindak tepat  saat melihat perilaku bully di sekitarnya. jika anak melihat perilaku bully, anak harus bisa mencari orang yang mampu menengahi perilaku tersebut. Ajari untuk meminta tolong pada orang dewasa di sekitarnya untuk mengatasi perilaku bully yang dihadapi.

Ibu Elly juga menekankan, dengan menggenapkan jiwanya dalam kasih sayang yang berlimpah dan kemampuan orangtua untuk menangkap bahasa tubuh dan perasaannya, anak akan mampu menyelamatkan temannya dari bahaya bullying.

Dan secara hukum telah disah kan tetang jerat hukum bullying di sekolah. Dasar hukumnya undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak (UU 35/2014) :

- Bullying merupakan serangkaian aksi negatif dan agersif, dengan tujuan mengganggu, dilakukan oleh satu atau sekelompok terhadap pihak yang lemah, selama kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan dan secara tersembunyi.

- Dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan trehadap anak.

- Setiap orang yang melanggar ketentuan pasal 76C, bisa mendapatkan sanksi pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan, dan/ atau denda maksimal Rp 72.000.000 ( tujuh puluh dua juta).

Masih banyak yang saya ingin bahas tentang trauma psikologi ini, khususnya akibat bullying. Akan saya bahas di tulisan saya berikutnya. Namun, karena dua junior sudah minta dipeluk saya menulis sampai disini dulu, ya. Terimakasih, selamat rehat kawan!


# Postingan ini diikut sertakan untuk ODOP Estrilook Comunity. Day 14.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Membaca Buku Wonderfull Mom

Foto: koleksi pribadi Hai, Kawan Vera! Beberapa hari lalu, datanglah sebuah buku antologi yang bertajuk Wonderfull Mom. Warna ...